Beranda | Artikel
Ruginya Kita Jika Meninggalkan Ini Setelah Berwudhu Syaikh Ashim al-Qaryuti #NasehatUlama
Kamis, 15 Desember 2022

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Keutamaan dua kalimat syahadat setelah wudu.

Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang berwudu lalu menyempurnakan wudunya,
lalu ia mengatakan

ASY-HADU AL-LAA-ILAAHA ILLALLAAHU
(yang artinya), ‘Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang benar kecuali Allah,

WAHDAHU LAA SYARIIKALAH
hanya Dia semata yang tiada sekutu bagi-Nya,

WA-ASY-HADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSUULUH
dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

ALLAAHUMAJ-‘ALNII MINAT-TAW-WAABIINA
Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang gemar bertobat

WAJ-‘ALNII MINAL MUTATHOH-HIRIIN
dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang gemar bersuci,’

niscaya dibukakan baginya delapan pintu surga,
ia boleh memasukinya dari pintu mana saja yang ia mau.” (HR. at-Tirmidzi)

Hadis yang agung ini menunjukkan kepada kita
agungnya dua kalimat syahadat setelah berwudu
dengan benar sesuai dengan cara yang dituntunkan
oleh Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,

yang mana setiap anggota wudu mendapatkan jatah dan bagiannya
tanpa meninggalkan sedikit pun bagian
yang diperintahkan untuk dibasuh lalu melewatkannya.

Inilah sebabnya ada peringatan ketika ada sedikit bagian dari kaki yang terlewat,
“Celaka tumit-tumit yang terkena api neraka!” (HR. Bukhari)

Yakni, bagi seseorang yang melewatkan sesuatu dalam wudunya
dengan tidak menuntaskan wudunya sebagaimana mestinya.

Dengan demikian, di samping bersungguh-sungguh dalam berwudu,
hendaknya kita juga sungguh-sungguh berdoa dengan apa yang dituntunkan
oleh Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dan membaca dua kalimat syahadat.

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang gemar bertobat
dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang gemar bersuci.”

Sungguh ada keutamaan yang agung dalam amalan ini,
dan ini adalah motivasi agar seseorang bersemangat
menjaga taharahnya secara terus menerus,

dan bersungguh-sungguh mengamalkannya demi mendapatkan pahala yang agung ini,
dengan berwudu yang sesuai dengan yang dituntunkan oleh Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,

dengan menyempurnakannya, menunaikan hak masing-masing anggota wudu,
setelah itu membaca doa dan dua kalimat syahadat,
inilah dua kalimat syahadat yang agung.

Semoga Allah menerima amalan-amalan kita
dan memberi kita taufik kepada semua kebaikan, hidayah, dan kesalehan.
Adapun sabda beliau, “… surga wajib baginya,”

maksudnya dia akan mendapatkan surga,
karena Allah ʿAzza wa Jalla Maha Dermawan,
Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.

Namun, kata “wajib” di sini
bukan menjadi kewajiban bagi Allah ʿAzza wa Jalla.

Artinya, Allah tidak memiliki kewajiban apa pun,
melainkan Allah memasukkan seseorang ke surga
semata-mata karena karunia-Nya Subẖānahu wa Ta’ālā hingga dia masuk surga.

Aku meminta kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā untuk diriku dan kalian
taufik dan kebenaran,
dan segala puji bagi Allah di awal dan di akhir serta secara lahir dan batin.

====

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

فَضْلُ الشَّهَادَتَيْنِ بَعْدَ الْوُضُوءِ

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ

ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ

وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ مِنَ الْجَنَّةِ

يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

هَذَا الْحَدِيثُ الْعَظِيمُ يَدُلُّنَا

عَلَى عِظَمِ الشَّهَادَتَيْنِ بَعْدَ أَدَاءِ الْوُضُوءِ

أَدَاءً صَحِيحًا عَلَى الْوَجْهِ الَّذِي أَرْشَدَ إِلَيْهِ

النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَبِأَنْ يَأْخُذَ كُلُّ عُضْوٍ مَأْخَذَهُ وَمَوْضِعَهُ

وَأَلَّا يَدَعَ شَيْئًا مِنَ الْأَمَاكِنِ

الَّتِي أُمِرَ بِغَسْلِهَا وَتُتْرَكُ

وَلِذَا جَاءَ التَّحْذِيرُ مِنْ تَرْكِ شَيْءٍ مِنَ الْقَدَمَيْنِ

وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ

مِمَّنْ يَدَعُونَ شَيْئًا عِنْدَ الْوُضُوءِ

مِنْ عَدَمِ إِتْمَامِ الْوُضُوءِ عَلَى الْوَجْهِ الْأَكْمَلِ

وَهَذَا مَعَ الْحِرْصِ عَلَى أَدَاءِ الْوُضُوءِ

فَلْنَحْرَصْ عَلَى الدُّعَاءِ بِمَا أَرْشَدَ إِلَيْهِ

النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ الشَّهَادَتَينِ

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ

وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

وَإِنَّهُ لَفَضِيلَةٌ عَظِيمَةٌ فِي هَذَا الْعَمَلِ

وَهَذَا مَدْعَاةٌ بِأَنْ يَحْرَصَ الْإِنْسَانُ

عَلَى الدَّوَامِ عَلَى الطَّهَارَةِ

وَأَنْ يَحْرَصَ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى يَنَالَ هَذَا الْأَجْرَ الْعَظِيمَ

بِالْوُضُوءِ عَلَى الصِّفَةِ الَّتِي أَرْشَدَ إِلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

بِإِسْبَاغِهِ وَبِأَنْ يَأْخُذَ كُلُّ عُضْوِ حَقَّهُ

وَبِالدُّعَاءِ بَعْدَ ذَلِكَ بِالشَّهَادَتَينِ

هَتَانِ الشَّهَادَتَانِ الْعَظِيمَتَانِ

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا أَعْمَالَنَا

وَوَفَّقَنَا لِكُلِّ خَيْرٍ وَهُدًى وَصَلَاحٍ

وَقَوْلُهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

أَيْ حَصَلَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

وَاللهُ عَزَّ وَجَلَّ كَرِيمٌ

لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

وَهُنَا الْوُجُوبُ

لَيْسَ وَاجِبًا فِي حَقِّ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

بِمَعْنَى لَا يَجِبُ عَلَى اللهِ شَيْءٌ

بَلْ مَنْ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ

فَإِنَّمَا هُوَ بِفَضْلِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى تَمَّ دُخُولُ الْجَنَّةِ

أَسْأَلُ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى لِي وَلَكُمْ

التَّوْفِيقَ وَالسَّدَادَ

وَالْحَمْدُ لِلهِ أَوَّلًا وَآخِرًا وَظَاهِرًا وَبَاطِنًا


Artikel asli: https://nasehat.net/ruginya-kita-jika-meninggalkan-ini-setelah-berwudhu-syaikh-ashim-al-qaryuti-nasehatulama/